Membahagiakan Orang Tua Selagi Masih Ada
Bagaimana cara membahagiakan orang tua kita terutama pada saat mereka masih ada di sisi kita? Seorang anak memiliki
kewajiban yang besar untuk dapat membahagiakan kedua orang tuanya baik
saat mereka masih hidup ataupun setelah tiada. Jika kedua orang tua
kita telah tiada, tentu yang dapat kita lakukan adalah senantiasa
mendo’akan keduanya agar mendapatkan ampunan serta syafa’at dari Alloh
Ta’ala atau dengan bersedekah yang pahalanya kita tujukan untuk kedua orang tua kita, bersedekah alquran misalnya dsb (Baca: Program Sedekah Al-Qur’an untuk Kedua Orang Tua).
Lantas bagaimana jika kedua orang tua kita masih ada di samping kita
saat ini, tentu lebih besar lagi kesempatan kita untuk memberikan bakti
kita kepada mereka. Selain sebagai kewajiban yang harus kita tunaikan
atas perintah Alloh Ta’ala, berbakti kepada orang tua pum memiliki keutmaan yang sangat luar biasa.
Bagaimana Cara Membahagiakan Orang Tua Kita..??
Diantara cara yang dapat seorang anak lakukan untuk dapat membahagiakan kedua orang tuanya sebagaimana kan diuraikan pada pembahasan berikut.
1. Mentaati Kedua Orang Tua Selama Tidak Mendurhakai Allah
Mentaati kedua orang tua hukumnya wajib
atas setiap Muslim dan ini merupakan salah satu cara yang dapat kita
lakukan untuk membahagiakan keduanya. Durhaka kepada orang tua
hukumnya adalah haram dalam Islam. Seorang Muslim Tidak dibolehkan
sedikit pun mendurhakai orang tuanya kecuali jika mereka memerintahkan
kepada kita untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya.
Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam al Quran:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya…” (QS. Luqman: 15)
Hal ini pun dijelaskan dalam Hadist yang
disampaikan oleh Rasululloh Sholallohu’alaihi wa sallam dimana seorang
muslim tidak boleh mentaati makhluk untuk mendurhakai Allah yaitu
Penciptanya, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan.” (HR. Bukhari no. 4340, 7145, 7257, dan Muslim no. 1840, dari Ali radhiyallahu ‘anhu)
“Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan.” (HR. Bukhari no. 4340, 7145, 7257, dan Muslim no. 1840, dari Ali radhiyallahu ‘anhu)
Namun jika orang tua kita memerintahkan
kepada kita tentang sesuai yang itu bukan dalam perkara yang mendurhakai
Allah, maka kita wajib mentaati kedua orang tua kita selamanya dan ini
termasuk perkara yang paling diwajibkan bahkan setelah bertauhid kepada
Alloh Ta’ala. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendurhakai
apa saja yang diperintahkan oleh kedua orang tua.
2. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua Orang Tua
Cara lain untuk dapat membahagiakan
kedua orang tua kita adalah dengan senantiasa merendah ketika dihadapan
keduanya. Jika diperlukan, harusnya kita tidak meninggikan suara saat
dihadapan kedua orang tua kita dan berusaha merendahkan suara. Hal ini
dimaksudkan, jika kita terlalu meninggikan suara kita melebihi mereka,
maka akan menyinggung perasaan dan terkesan tidak berlaku sopan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapaknya…” (QS. Al-Ahqaaf: 15)
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapaknya…” (QS. Al-Ahqaaf: 15)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang tua ibu bapak…” (QS. An-Nisaa': 36)
Perintah berbuat baik ini lebih
ditegaskan ketika usia kedua orang tua semakin tua & lanjut hingga
kondisi mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari
anak-anaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai, Rabb-ku, kasihilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'” (QS.
Al-Israa': 23-24)
Berkaitan dengna hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga.” (HR. Muslim no. 2551, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
“Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga.” (HR. Muslim no. 2551, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Di antara cara untuk membahagiakan kedua
orang tua kita adalah dengan cara menjauhkan ucapan dan perbuatan yang
dapat menyakiti kedua orang tua, walaupun dg isyarat atau dengan ucapan
‘ah’. Termasuk berbakti kepada keduanya ialah senantiasa membuat mereka
ridha dengan melakukan apa yang mereka minta atau inginkan, tentu selama
hal tersebut tidak mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Berusaha Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan kedua orang tua kita
Berbicara dengan lembut merupakan
kesempurnaan bakti kepada kedua orang tua dan merendahkan diri di
hadapan mereka. Bahkan dalam Al Quran, Alloh Ta’ala menjelaskan kepada
kita bahwa seorang anak dilarang menyangkal keinginan kedua oran tuanya
walaupun hanya dengan ucapan penolakan yang sederhana seperti perkataan
“ah”. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“…Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS.
Al-Israa': 23)
Oleh karena itu, berbicaralah kepada mereka berdua dengan ucapan yang lemah lembut dan baik serta dengan lafazh yang bagus.
4. Menyediakan Makanan Untuk Orang Tua Kita
Terkadang seroang anak lebih
mementingkan dirinya sendiri dan orang lain dari pada ia berfikir
tentang orang tuanya. Ia makan makanan yang serba enak dan mewah
sedangkan kedua orang tuanya hanya makan seadanya. Salah satu cara untuk
membahagiakan kedua orang tua kita adakah dengan memberikan atau
menyediakan makanan untuk mereka terutama jika ia memberi mereka makan
dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk
mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua
daripada diri kita sendiri bahkan dari anak dan istri yang kita miliki.
5. Meminta Izin Kepada Kedua Orang Tua Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya
Izin kepada kedua orang tua diperlukan
untuk jihad yang belum ditentukan. Hal ini sebagaimana kisah seorang
shohabat yang datang menghadap kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan bertanya: “Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?”
Beliau balik bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?”
Laki-laki itu menjawab: “Masih.” Beliau bersabda: “Berjihadlah (dengan
cara berbakti) kepada keduanya.” (HR. Bukhari no. 3004, 5972, dan Muslim
no. 2549, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
Dalam hadist lain dicerikan tentang
seorang laki-laki yang datang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan berkata: “Aku datang membai’atmu untuk hijrah dan
tinggalkan kedua orang tuaku menangisi (kepergianku). Maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pulanglah dan buatlah mereka
tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis.” (HR. Abu Dawud
no. 2528, an-Nasa-i, VII/143, Ibnu Majah no. 2782, dari Ibnu ‘Amr
radhiyallahu ‘anhu. Lihat kitab Shahiih Abi Dawud no. 2205)
6. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan
Sering sekali kita temukan pada zaman
sekarang, seroang anak tidak memperdulikan kebutuhan kedua orang tuanya.
Padahal sesungguhnya apa yang ia miliki termasuk semua hartanya adalah
milik orang tuanya/bapaknya. Hal ini sebagaimana hadist Rasululloh
Sholallhu’alaihi wa sallam:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata: “Ayahku
ingin mengambil hartaku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kamu dan hartamu milik ayahmu.” (HR. Ahmad, II/204, Abu Dawud no. 3530,
dan Ibnu Majah no. 2292, dari Ibnu ‘AMr radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini
tertera dalam kitab Shahiihul Jaami no. 1486)
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang
jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan
keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta yang
telah berbuat baik kepadanya dan ini cara lain yang dapat kita lakukan
untuk dapat membahagiakan orang tua kita.
7. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai Mereka
Jika kita ingin membahagiakan seseorang,
maka cintai dan berbuat baiklah terhadap apa yang ia cintai. Begitupun
saat kita ingin membahagiakan kedua orang tua kita, maka Hendaknya kita
membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para saudara,
karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan
mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan
janji-janji (orang tua) kepada mereka.
8. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain
Jika perkataan kecil seprti “ah” saja
sangat dilarang, apalagi sampai tega mencel akedua orang tua sendiri.
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk
salah satu dosa besar.
Bagaimana cara nya membuat orang lain mencela orang tua kita? Salah
satunya adalah saat kita mencela kedua orang tua saudara kita, yang ini
menyebabkan ia aka balik mencela kedua orang tua kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.” Para Sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.” (HR. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.” Para Sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.” (HR. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
Mungkin diantara kita da yang sering
bergurau atau bercanda dengan melakukan perbuatan yang sangat tercela
ini yakni saling mencela orang tua kita, na’hudzubillah hi mindzalik.
Biasanya perbuatan ini muncul dari orang-orang rendahan dan hina.
Perbuatan seperti ini termasuk dosa besar sebagaimana yang telah
disebutkan.
Demikian beberap cara yang dapat kita
lakukan untuk membahagiakan orang tua kita saat mereka masih ada. Jika
kedua orang tua kita hari ini telah tiada, maka kitapun masih bisa
berbuat baik kepada keduanya dengan senantiasa mendoakan kedua orang tua
kita atau dengan jalan sedekah
yang pahalanya kita tujukan untuk kedua orang tua kita misalnya
bersedekah Al Quran untuk pesantren-pesantren yang ada di Indonesia
(Baca: Program Sedekah Al Qur’an untuk Kedua Orang Tua) dan lain sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment